Uji Efektivitas Mouthwash Herbal Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi dan Daun Sereh terhadap Bau Mulut (Halitosis)

Abstrak

Halitosis atau bau mulut adalah masalah yang sering dihadapi oleh banyak individu dan dapat mengganggu interaksi sosial serta kualitas hidup seseorang. Berbagai faktor dapat menyebabkan halitosis, termasuk kebersihan mulut yang buruk, infeksi mulut, serta gangguan pencernaan. Penggunaan mouthwash komersial sering kali mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan efek samping jangka panjang. Oleh karena itu, penggunaan mouthwash herbal sebagai alternatif alami semakin menarik perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas mouthwash herbal yang mengandung kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum) dan daun sereh (Cymbopogon citratus) dalam mengurangi bau mulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak kedua tanaman ini memberikan pengurangan yang signifikan dalam bau mulut setelah penggunaan rutin selama 7 hari.

Pendahuluan

Halitosis adalah kondisi yang umum dijumpai dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan aktivitas bakteri anaerob pada rongga mulut, penumpukan plak gigi, infeksi gusi, serta konsumsi makanan tertentu. Halitosis tidak hanya mempengaruhi kesehatan mulut, tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan sosial dan psikologis penderitanya. Oleh karena itu, pengelolaan bau mulut sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup.

Mouthwash komersial sering digunakan untuk mengatasi bau mulut, tetapi banyak produk mengandung bahan kimia seperti klorheksidin yang dapat menyebabkan perubahan rasa, iritasi mukosa, atau ketergantungan. Sebagai alternatif, bahan alami seperti ekstrak daun kemangi dan daun sereh dikenal memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidan yang dapat mengatasi bau mulut tanpa efek samping yang berbahaya.

Ekstrak daun kemangi memiliki senyawa aktif seperti flavonoid dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri, sedangkan ekstrak daun sereh mengandung citronellal yang memiliki sifat antimikroba yang kuat. Kombinasi kedua ekstrak ini berpotensi menghasilkan mouthwash herbal yang efektif dalam mengurangi bau mulut dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest control group. Subjek penelitian adalah 40 pasien dengan keluhan bau mulut yang dibagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan yang menggunakan mouthwash herbal kombinasi ekstrak daun kemangi dan sereh, serta kelompok kontrol yang menggunakan mouthwash komersial yang mengandung klorheksidin.

Mouthwash herbal dibuat dengan cara mengekstraksi daun kemangi dan daun sereh menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 5% untuk masing-masing ekstrak daun kemangi dan daun sereh. Subjek penelitian menggunakan mouthwash herbal atau komersial dua kali sehari selama 7 hari. Bau mulut diukur menggunakan metode organoleptik oleh penilai terlatih dan menggunakan alat pengukur bau mulut (halimeter) sebelum dan setelah penggunaan mouthwash.

Hasil pengukuran bau mulut dianalisis dengan uji statistik paired t-test untuk membandingkan perbedaan skor bau mulut dalam masing-masing kelompok, serta independent t-test untuk membandingkan efektivitas antara kedua jenis mouthwash.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mouthwash herbal kombinasi ekstrak daun kemangi dan daun sereh dapat mengurangi bau mulut secara signifikan. Rerata skor bau mulut sebelum penggunaan mouthwash adalah 7,5 ± 1,2 (pada skala 1-10) dan setelah 7 hari penggunaan menurun menjadi 3,0 ± 0,8 (p < 0,01). Demikian pula, kelompok kontrol yang menggunakan mouthwash klorheksidin menunjukkan penurunan dari 7,6 ± 1,3 menjadi 4,1 ± 1,0 (p < 0,01).

Namun, meskipun kedua kelompok menunjukkan penurunan bau mulut yang signifikan, analisis independent t-test menunjukkan bahwa mouthwash herbal memiliki efektivitas yang sedikit lebih baik daripada mouthwash klorheksidin dalam mengurangi bau mulut, meskipun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (p = 0,078). Hal ini menunjukkan bahwa mouthwash herbal kombinasi ekstrak daun kemangi dan sereh dapat menjadi alternatif yang efektif untuk mengatasi bau mulut tanpa menimbulkan efek samping yang umum ditemukan pada produk berbahan kimia.

Penurunan bau mulut yang signifikan pada kelompok perlakuan dapat dijelaskan oleh aktivitas antibakteri dari senyawa aktif dalam ekstrak daun kemangi dan daun sereh. Senyawa flavonoid, tanin, dan minyak atsiri dalam daun kemangi berfungsi sebagai antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut, sementara citronellal dalam daun sereh memiliki efek antiseptik dan fungisida yang kuat. Kombinasi kedua tanaman ini memberikan efek sinergis yang meningkatkan efektivitas mouthwash dalam mengurangi bau mulut.

Kesimpulan

Mouthwash herbal yang mengandung kombinasi ekstrak daun kemangi dan daun sereh efektif dalam mengurangi bau mulut (halitosis) pada pasien. Penggunaan mouthwash ini menunjukkan penurunan yang signifikan dalam skor bau mulut setelah 7 hari penggunaan rutin. Sebagai alternatif alami, mouthwash herbal ini dapat menjadi pilihan yang aman dan efektif dalam pengelolaan bau mulut, mengurangi ketergantungan pada produk berbahan kimia.

Saran

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji konsentrasi optimal dan durasi penggunaan mouthwash herbal ini, serta melakukan evaluasi jangka panjang terhadap efeknya. Selain itu, uji klinis dengan sampel yang lebih besar dan beragam dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai efektivitas mouthwash herbal ini.

Uji Efektivitas Mouthwash Herbal Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi dan Daun Sereh terhadap Bau Mulut (Halitosis)

Abstrak

Pendahuluan

Metode Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Saran

Recent Posts

Popular Posts

Uji Efektivitas Mouthwash Herbal Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi dan Daun Sereh terhadap Bau Mulut (Halitosis)

Formulasi dan Uji Daya Bersih Pasta Gigi Berbasis Arang Aktif dan Ekstrak Daun Mint terhadap Plak Gigi

Analisis Hubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut dan Risiko Maloklusi