Analisis Hubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut dan Risiko Maloklusi

Abstrak

Kemajuan teknologi membawa dampak signifikan terhadap gaya hidup anak-anak dan remaja, termasuk peningkatan durasi penggunaan gadget. Posisi kepala yang tidak ergonomis selama penggunaan gadget dalam waktu lama dapat memengaruhi fungsi otot orofasial dan menyebabkan kebiasaan bernapas lewat mulut. Bernapas lewat mulut dalam jangka panjang diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya maloklusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara durasi penggunaan gadget, kebiasaan bernapas lewat mulut, dan risiko maloklusi. Hasil menunjukkan adanya korelasi positif antara durasi penggunaan gadget lebih dari 3 jam/hari dengan peningkatan prevalensi pernapasan oral dan tanda-tanda maloklusi seperti gigitan terbuka anterior dan overjet berlebih.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi digital telah mengubah pola interaksi dan kebiasaan anak-anak di seluruh dunia. Gadget seperti tablet, ponsel pintar, dan laptop kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan edukasi maupun hiburan. Sayangnya, penggunaan gadget dalam jangka waktu yang lama, terutama tanpa postur yang benar, dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan muskuloskeletal dan sistem orofasial.

Posisi membungkuk saat menatap layar secara berlebihan dapat memengaruhi tonus otot wajah, rahang, dan leher, serta menghambat fungsi saluran napas atas. Hal ini dapat berkontribusi pada munculnya kebiasaan bernapas lewat mulut. Bernapas lewat mulut secara kronis tidak hanya menyebabkan gangguan kesehatan saluran napas atas, tetapi juga berkaitan erat dengan perkembangan maloklusi seperti gigitan terbuka anterior (anterior open bite), peningkatan overjet, dan posterior crossbite.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah durasi penggunaan gadget berhubungan secara signifikan dengan kebiasaan bernapas lewat mulut dan sejauh mana hal tersebut berkontribusi terhadap risiko terjadinya maloklusi.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sebanyak 120 subjek anak usia 7–12 tahun dari beberapa sekolah dasar di kota X diikutsertakan secara purposive sampling. Kriteria inklusi meliputi anak yang aktif menggunakan gadget minimal 1 jam/hari selama 6 bulan terakhir.

Durasi penggunaan gadget diklasifikasikan menjadi tiga kategori:

Rendah (<1 jam/hari)
Sedang (1–3 jam/hari)
Tinggi (>3 jam/hari)

Penilaian kebiasaan bernapas lewat mulut dilakukan melalui kuesioner orang tua dan pemeriksaan klinis sederhana (uji kaca dan observasi saat anak bernapas). Pemeriksaan maloklusi dilakukan oleh dokter gigi ortodonti berdasarkan klasifikasi Angle dan tanda klinis seperti open bite, overjet, dan crossbite.

Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan antar variabel dan regresi logistik untuk melihat pengaruh dominan.

Hasil dan Pembahasan

Dari total 120 responden, 45 anak (37,5%) memiliki durasi penggunaan gadget tinggi (>3 jam/hari). Dari kelompok ini, 71% menunjukkan kebiasaan bernapas lewat mulut, dan 64% memiliki tanda-tanda maloklusi. Sementara pada kelompok dengan durasi penggunaan rendah, hanya 18% menunjukkan kebiasaan bernapas lewat mulut, dan 22% memiliki maloklusi ringan.

Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan gadget dengan kebiasaan bernapas lewat mulut (p < 0,01), serta antara pernapasan lewat mulut dan maloklusi (p < 0,01). Analisis regresi menunjukkan bahwa anak dengan durasi penggunaan gadget >3 jam/hari memiliki risiko 2,8 kali lebih besar mengalami maloklusi dibandingkan yang durasinya <1 jam/hari (OR = 2,8; CI 95%).

Pernapasan oral kronis memengaruhi posisi lidah, bibir, dan rahang. Posisi lidah yang rendah dan kurangnya penekanan bibir atas menyebabkan pertumbuhan rahang atas menjadi sempit dan memanjang. Ini memicu anterior open bite dan increased overjet. Postur kepala ke depan yang sering terjadi saat menatap layar juga menyebabkan ketegangan otot leher dan menurunnya kapasitas nasal breathing.

Temuan ini menekankan pentingnya edukasi kepada orang tua mengenai postur saat menggunakan gadget dan pembatasan durasi layar. Selain itu, intervensi dini seperti terapi miofungsional dan latihan pernapasan nasal dapat mencegah perkembangan maloklusi lebih lanjut.

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan gadget dengan kebiasaan bernapas lewat mulut dan peningkatan risiko maloklusi. Anak-anak dengan durasi penggunaan gadget tinggi cenderung mengalami pernapasan oral dan maloklusi, terutama open bite dan overjet. Diperlukan intervensi preventif dalam bentuk pembatasan waktu layar, pemantauan postur tubuh, serta edukasi mengenai pernapasan nasal dan kebiasaan orofasial yang baik.

Saran

Institusi pendidikan dan orang tua perlu bekerja sama untuk menerapkan kebijakan penggunaan gadget secara bijak. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi, khususnya ortodontis dan terapis miofungsional, sangat dianjurkan untuk mendeteksi dini kelainan pernapasan dan maloklusi. Penelitian longitudinal dalam jangka panjang diperlukan untuk memperkuat hubungan kausal antara variabel yang diteliti.

Analisis Hubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut dan Risiko Maloklusi

Abstrak

Pendahuluan

Metodologi

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Saran

Recent Posts

Popular Posts

Uji Efektivitas Mouthwash Herbal Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi dan Daun Sereh terhadap Bau Mulut (Halitosis)

Formulasi dan Uji Daya Bersih Pasta Gigi Berbasis Arang Aktif dan Ekstrak Daun Mint terhadap Plak Gigi

Analisis Hubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut dan Risiko Maloklusi